Rabu, 08 April 2015

PENYEBAB RUSAKNYA TERUMBU KARANG DI INDONESIA BESERTA SOLUSINYA

PENYEBAB RUSAKNYA TERUMBU KARANG DI INDONESIA BESERTA SOLUSINYA.
            Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh negara indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan terumbu karang??. Terumbu karang memiliki bentuk dan motif yang sangat indah, sehinga banyak mata yang menyoroti akan keindahan dari terumbu karang ini.
Sebagian besar terumbu karang dunia, sekitar 55%, terdapat di Indonesia, Philipina, dan Kepulauan Pasifik; 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah; 14% di Karibia; dan 1% di Atlantik Utara. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa luasan terumbu karang di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan dan mengalami kerusakan. Hal ini diakibatkan karena cara penangkapan ikan di sekitar terumbu karang yang sifatnya merusak, penambangan batu karang dan sedimentasi.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dari cakupan luas terumbu karang yang ada di Indonesia sekitar 50.000 km2 diperkirakan hanya 7 % terumbu karang yang kondisinya sangat baik, 33 % baik, 46 % rusak dan 15% lainnya sudah dalam kondisi kritis. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50% berdasarkan laporan Reef at Risk pada 2002. Kondisi ini semakin lama semakin mengkhawatirkan dan apabila keadaan ini tidak segera ditanggulangi akan membawa bencana besar bagi kehidupan biota laut dan kesejahteraan masyarakat serta bangsa Indonesia.
Adapun hasil survey Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hingga akhir 2012 menyebutkan hanya 30% terumbu karang Indonesia dalam kondisi baik, 37% dalam kondisi sedang, dan 33% sisanya rusak parah. Pemantauan terumbu karang tersebut dilakukan LIPI di 77 daerah yang tersebar dari Sabang hingga Kepulauan Raja Ampat.
      Adapun Peneyebab rusaknya terumbu karang adalah sebagi berikut:
      1.    Sedimentasi
Konstruksi di daratan dan sepanjang pantai, penambangan atau pertanian di daerah aliran sungai atapun penebangan hutan tropis menyebabkan tanah hutan mengalami erosi dan terbawa melalui aliran sungai ke laut dan terumbu karang.  Kotoran-kotoran, lumpur ataupun pasir-pasir ini dapat membuat air menjadi kotor dan tidak jernih lagi sehingga karang tidak dapat bertahan hidup karena kurangnya cahaya.

2. Penebangan hutan mangrove
Hutan mangrove dan padang lamun yang berfungsi sebagai penyaring juga menjadi rusak dan menyebabkan sedimen dapat mencapai terumbu karang.  Penebangan hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar dapat merubah area hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar, dapat merubah area hutan mangrove tersebut menjadi pantai terbuka.  Dengan membuka tambak-tambak udang dapat merusak tempat penyediaan udang alami.

3. Penangkapan dengan Bahan Peledak
Penggunaan bahan peledak untuk penangkapan ikan oleh nelayan akan mengakibatkan penangkapan ikan secara berlebihan, sehingga menyebabkan tangkapan ikan akan berkurang dimasa berikutnya.  Penggunaan kalium Nitrat (sejenis pupuk) sebagai bahan peledak akan mengakibatkan ledakan yang besar, sehingga membunuh ikan dan merusak karang di sekitarnya.

4.    Aliran Drainase
Aliran drainase yang mengandung pupuk dan kotoran yang terbuang ke perairan pantai mendorong pertumbuhan algae yang akan menghambat pertumbuhan polip karang, mengurangi asupan cahaya dan oksigen.  Penangkapan secara berlebihan membuat masalah ini bertambah buruk karena ikan-ikan yang biasanya makan algae juga ikut tertangkap.
5.    Penangkapan Ikan dengan Sianida
Kapal-kapal penangkap ikan seringkali menggunakan sianida dan racun-racun lain untuk menangkap ikan-ikan tropis untuk akuarium  dan sekarang digunakan untuk menangkap ikan-ikan yang akan di  konsumsi di restoran-restoran yang memakai ikan hidup.

6.    Pengumpulan dan Pengerukan
Pengambilan karang untuk digunakan sebagai bahan bak konstruksi atau dijual untuk cindera mata juga merusak terumbu karang.  Demikian pula, pengerukan dan pengeboman karang untuk konstruksi di daerah terumbu karang.

7.    Pencemaran Air
Produk-produk minyak bumi dan kimia lain yang dibuang di dekat perairan pantai, pada akhirnya akan mencapai terumbu karang.  Bahan-bahan pencemar ini akan meracuni polip karang dan biota laut lainnya.

8.    Pengelolaan Tempat Rekreasi
Pengelolaan tempat rekreasi di wilayah  pesisir yang tidak memperhatikan lingkungan, seperti penyewaan kapal, peralatan pemancingan dan penyelaman seringkali menyebabkan rusaknya terumbu karang. Pelemparan jangkar ke karang dapat menghancurkan dan mematahkan terumbu karang. Para wisatawan yang mengambil, mengumpulkan,menendang, dan berjalan di karang ikut menyumbang terjadinya kerusakan terumbu karang.

9.    Pemanasan Global
Terumbu karang juga terancam oleh pemanasan global. Pemutihan terumbu karang meningkat selama dua dekade terakhir, masa dimana bumi mengalami beberapa kali suhu terpanas dalam sejarah.  Ketika suhu laut meningkat sangat tinggi, polip karang kehilangan algae simbiotik didalamnya, sehingga mengubah warna mereka menjadi putih dan akhirnya mati.
Pemanasan global juga mengakibatkan cuaca ekstrim sukar diperkirakan seperti badai tropis yang dapat mengakibatkan kerusakan fisik ekosistem terumbu karang yang sangat besar.  Meningkatnya permukaan laut juga menjadi ancaman serius bagi terumbu karang dan pulau-pulau kecil.

10. pengambilan oleh wisatawan
            Trumbu karang sangat indah sekali, sehingga memikat hati para penyelam. Namun, tidak sedikit dari penyelam mengmbil biota laut  tersbut sebagai hiasan, oleh-oleh, bahkan dijadikan sebagai barang dagang. Hala itu dapat mengurangi terumbu karang dan mengakibatkan punahnya terumbu karang.
11. sampah
            Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut. Bahan kimia yang terkandung dalam sampah, misalnya sampah plastik dapat mengganggu ekosistem air laut sehingga biota laut akan terganggu dan akn mengalami kerusakan pada ekosistem air laut, dengan begitu maka biota .laut seperti terumbu karanga akan mengalami kesulitan untuk berkembang.
12. pupuk pestisida
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian juga merusak terumbu karang di lautan. Walaupun jarak lahan pertanian dengan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
13. jangkar
Pesisir merupakan tempat habitat sebagian besar terumbu karang. Akan tetapi, pesisir juga merupakan tempat pelabuhan kapal-kapal nelayan. Buangan jangkar yang dilakukan oleh awak-awak kapal pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya. 
14. penambangan
Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir juga merusak terumbu karang. Limbah dan polusi dari pemukiman penduduk secara tidak langsung dapat menghancurkan terumbu karang.
15. penangkapan ikan
Ikan-ikan kecil merupakan penghuni dari terumbu karang. Penagkapan ikan menggunakan racun sianida sangatlah mematikan bagi ikan dan terumbu karangpun akan menaglami kerusan hingga kematian.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah kerusakan terumbu karang yang telah dikembangkan sejak beberapa tahun ini adalah melalui teknologi terumbu karang buatan dan transplantasi karang. Yang disebut terumbu karang buatan adalah habitat buatan yang dibangun di laut dengan maksud memperbaiki ekosistem yang rusak, sehingga dapat memikat jenis-jenis organisme laut untuk hidup dan menetap; biasanya terbuat dari timbunan bahan-bahan, seperti bekas ban mobil, cor-coran semen/beton, bangkai kerangka kapal, badan mobil dan sebagainya. Dalam jangka waktu tertentu, struktur yang dibuat dengan berbagai bahan seperti struktur beton berbentuk kubah dan piramida, selanjutnya membantu tumbuhnya terumbu karang alami di lokasi tersebut. Dengan demikian, fungsinya sebagai tempat ikan mencari makan, tempat memijah serta tempat berkembang biak berbagai biota laut dapat kembali terwujud.
Brikut merupakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan yang terjadi pada terumbu karang:

1.    Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat  adalah upaya untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak  masyarakat untuk berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari, seperti meningkatkan kesadaran mereka akan peranan penting terumbu karang, seperti sebagai tempat pengembangan wisata bahari, bahan baku obat-obatan, kosmetika, bahan makanan dan lain-lain.  Penting juga untuk menanamkan arti dan manfaat terumbu karang bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir sejak masa kanak-kanak.

2.       Pengelolaan Berbasis Masyarakat.
a.  Membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif seperti budidaya, pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.  Pembinaan ini disertai dengan bantuan pendanaan yang disalurkan melalui berbagai sistem yang telah ada dan tidak membebani masyarakat.
b.  Menerapkan pengetahuan dan teknologi rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.

3.       Pengembangan Kelembagaan
a.  Memperkuat koordinasi antar instansi yang berperan dalam penanganan terumbu karang baik pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaat sumber daya dan pemerhati lingkungan.
b.  Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan dan teknik rehabilitasi terumbu karang.
4.       Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan terumbu karang. Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang dengan membangun simpul-simpul di beberapa propinsi.  Kegiatan ini akan diawasi langsung oleh LIPI yang telah memiliki stasiun-stasiun di beberapa tempat, seperti : Biak, Ambon dan Lombok.

5.    Penegakan Hukum
Komponen ini dipandang sangat penting sebagai salah satu komponen kunci yang harus dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.  Masyarakat memegang peranan penting dalam mencapai tujuan komponen penegakan hukum. Salah satu peranan masyarakat dalam pengamanan terumbu karang secara langsung adalah sebagai pengamat terumbu karang atau reef watcher, dimana mereka berkewajiban meneruskan informasi kepada penegak hukum mengenai pelanggaran yang merusak terumbu karang di daerahnya.
Indonesia merupakan salah satu negara  yang memiliki status terumbu karang yang terancam punah. Untk itu, maka harus ada upaya untuk pemulihan terumbu karang tersebut. Pemulihan kerusakan terumbu karang merupakan upaya yang paling sulit untuk dilakukan, serta memakan biaya tinggi dan waktu yang cukup lama.  Upaya pemulihan yang bisa dilakukan adalah zonasi dan rehabilitasi terumbu karang.

1.      Zonasi
Pengelolaan zonasi pesisir bertujuan untuk memperbaiki ekosistem pesisir yang sudah rusak.  Pada prinsipnya wilayah pesisir dipetakan untuk kemudian direncanakan strategi pemulihan dan prioritas pemulihan yang diharapkan.  Pembagian zonasi pesisir dapat berupa zona penangkapan ikan, zona konservasi ataupun lainnya sesuai dengan kebutuhan/pemanfaatan wilayah tersebut, disertai dengan zona penyangga karena sulit untuk membatasi zona-zona yang telah ditetapkan di laut.  Ekosistem terumbu karang dapat dipulihkan dengan memasukkannya ke dalam zona konservasi yang tidak dapat diganggu oleh  aktivitas masyarakat sehingga dapat tumbuh dan pulih secara alami.
2.      Rehabilitasi
Pemulihan kerusakan terumbu karang dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi aktif, seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi alga yang hidup bebas, serta meningkatkan ikan-ikan karang.
         
          a.    Meningkatkan Populasi Karang
Peningkatan populasi karang dapat dilakukan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu membiarkan benih karang yang hidup menempel pada permukaan benda yang bersih dan halus dengan pori-pori kecil atau liang untuk berlindung; menambah migrasi melalui tranplantasi karang, serta mengurangi mortalitas dengan mencegahnya dari kerusakan fisik, penyakit, hama dan kompetisi.
         
          b.    Mengurangi alga hidup yang bebas
Pengurangan populasi alga dapat dilakukan dengan cara membersihkan karang dari alga dan meningkatkan hewan pemangsa alga.
         
          c.    Meningkatkan ikan-ikan karang
Populasi ikan karang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu dengan meningkatkan ikan herbivora dan merehabilitasi padang lamun sebagai pelindung bagi ikan-ikan kecil, meningkatkan migrasi atau menambah stok ikan, serta menurunkan mortalitas jenis ikan favorit.

DISUSUN OLEH :
ZAINORRAHMAN                                                                           714.7.1.0259
HADI                                                                                                  714.7.1.0248
RENY PUJI PUSPITA DAMAYANTI WR                                     714.7.1.0246