PENYEBAB
RUSAKNYA TERUMBU KARANG DI INDONESIA BESERTA SOLUSINYA.
Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan alam yang
dimiliki oleh negara indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan terumbu karang??.
Terumbu karang memiliki bentuk dan motif yang sangat indah, sehinga banyak mata
yang menyoroti akan keindahan dari terumbu karang ini.
Sebagian
besar terumbu karang dunia, sekitar 55%, terdapat di Indonesia, Philipina, dan
Kepulauan Pasifik; 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah; 14% di Karibia; dan 1%
di Atlantik Utara. Suatu kenyataan menunjukkan bahwa luasan terumbu karang di
Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan dan mengalami
kerusakan. Hal ini diakibatkan karena cara penangkapan ikan di sekitar terumbu
karang yang sifatnya merusak, penambangan batu karang dan sedimentasi.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dari cakupan luas
terumbu karang yang ada di Indonesia sekitar 50.000 km2 diperkirakan
hanya 7 % terumbu karang yang kondisinya sangat baik, 33 % baik, 46 % rusak dan
15% lainnya sudah dalam kondisi kritis. Selama 50 tahun terakhir, proporsi
penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%
berdasarkan laporan Reef at Risk pada 2002. Kondisi ini semakin lama
semakin mengkhawatirkan dan apabila keadaan ini tidak segera ditanggulangi akan
membawa bencana besar bagi kehidupan biota laut dan kesejahteraan masyarakat
serta bangsa Indonesia.
Adapun hasil survey Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) hingga akhir 2012 menyebutkan hanya 30% terumbu karang Indonesia dalam
kondisi baik, 37% dalam kondisi sedang, dan 33% sisanya rusak parah. Pemantauan
terumbu karang tersebut dilakukan LIPI di 77 daerah yang tersebar dari Sabang
hingga Kepulauan Raja Ampat.
Adapun Peneyebab rusaknya terumbu karang
adalah sebagi berikut:
1.
Sedimentasi
Konstruksi di daratan dan sepanjang
pantai, penambangan atau pertanian di daerah aliran sungai atapun penebangan
hutan tropis menyebabkan tanah hutan mengalami erosi dan terbawa melalui aliran
sungai ke laut dan terumbu karang. Kotoran-kotoran, lumpur ataupun
pasir-pasir ini dapat membuat air menjadi kotor dan tidak jernih lagi sehingga
karang tidak dapat bertahan hidup karena kurangnya cahaya.
2. Penebangan hutan mangrove
Hutan mangrove dan padang lamun yang
berfungsi sebagai penyaring juga menjadi rusak dan menyebabkan sedimen dapat
mencapai terumbu karang. Penebangan hutan mangrove untuk keperluan kayu
bakar dapat merubah area hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar, dapat
merubah area hutan mangrove tersebut menjadi pantai terbuka. Dengan
membuka tambak-tambak udang dapat merusak tempat penyediaan udang alami.
3. Penangkapan
dengan Bahan Peledak
Penggunaan bahan peledak untuk
penangkapan ikan oleh nelayan akan mengakibatkan penangkapan ikan secara
berlebihan, sehingga menyebabkan tangkapan ikan akan berkurang dimasa
berikutnya. Penggunaan kalium Nitrat (sejenis pupuk) sebagai bahan
peledak akan mengakibatkan ledakan yang besar, sehingga membunuh ikan dan merusak
karang di sekitarnya.
4. Aliran Drainase
Aliran drainase yang mengandung
pupuk dan kotoran yang terbuang ke perairan pantai mendorong pertumbuhan algae
yang akan menghambat pertumbuhan polip karang, mengurangi asupan cahaya dan
oksigen. Penangkapan secara berlebihan membuat masalah ini bertambah
buruk karena ikan-ikan yang biasanya makan algae juga ikut tertangkap.
5. Penangkapan Ikan dengan Sianida
Kapal-kapal penangkap ikan
seringkali menggunakan sianida dan racun-racun lain untuk menangkap ikan-ikan
tropis untuk akuarium dan sekarang digunakan untuk menangkap ikan-ikan
yang akan di konsumsi di restoran-restoran yang memakai ikan hidup.
6. Pengumpulan dan Pengerukan
Pengambilan
karang untuk digunakan sebagai bahan bak konstruksi atau dijual untuk cindera
mata juga merusak terumbu karang. Demikian pula, pengerukan dan
pengeboman karang untuk konstruksi di daerah terumbu karang.
7. Pencemaran Air
Produk-produk minyak bumi dan kimia
lain yang dibuang di dekat perairan pantai, pada akhirnya akan mencapai terumbu
karang. Bahan-bahan pencemar ini akan meracuni polip karang dan biota
laut lainnya.
8. Pengelolaan Tempat Rekreasi
Pengelolaan tempat rekreasi di
wilayah pesisir yang tidak memperhatikan lingkungan, seperti penyewaan
kapal, peralatan pemancingan dan penyelaman seringkali menyebabkan rusaknya
terumbu karang. Pelemparan jangkar ke karang dapat menghancurkan dan mematahkan
terumbu karang. Para wisatawan yang mengambil, mengumpulkan,menendang, dan
berjalan di karang ikut menyumbang terjadinya kerusakan terumbu karang.
9. Pemanasan Global
Terumbu karang juga terancam oleh
pemanasan global. Pemutihan terumbu karang meningkat selama dua dekade
terakhir, masa dimana bumi mengalami beberapa kali suhu terpanas dalam
sejarah. Ketika suhu laut meningkat sangat tinggi, polip karang
kehilangan algae simbiotik didalamnya, sehingga mengubah warna mereka menjadi
putih dan akhirnya mati.
Pemanasan global juga mengakibatkan
cuaca ekstrim sukar diperkirakan seperti badai tropis yang dapat mengakibatkan
kerusakan fisik ekosistem terumbu karang yang sangat besar. Meningkatnya
permukaan laut juga menjadi ancaman serius bagi terumbu karang dan pulau-pulau
kecil.
10.
pengambilan oleh wisatawan
Trumbu karang sangat indah sekali,
sehingga memikat hati para penyelam. Namun, tidak sedikit dari penyelam
mengmbil biota laut tersbut sebagai
hiasan, oleh-oleh, bahkan dijadikan sebagai barang dagang. Hala itu dapat
mengurangi terumbu karang dan mengakibatkan punahnya terumbu karang.
11.
sampah
Membuang sampah ke laut dan pantai
yang dapat mencemari air laut. Bahan kimia yang terkandung dalam sampah,
misalnya sampah plastik dapat mengganggu ekosistem air laut sehingga biota laut
akan terganggu dan akn mengalami kerusakan pada ekosistem air laut, dengan
begitu maka biota .laut seperti terumbu karanga akan mengalami kesulitan untuk
berkembang.
12. pupuk
pestisida
Penggunaan
pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian juga merusak terumbu karang di
lautan. Walaupun jarak lahan pertanian dengan bibir pantai sangat
jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan
terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
13. jangkar
Pesisir
merupakan tempat habitat sebagian besar terumbu karang. Akan tetapi, pesisir
juga merupakan tempat pelabuhan kapal-kapal nelayan. Buangan jangkar yang
dilakukan oleh awak-awak kapal pada pesisir pantai secara tidak sengaja
akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
14. penambangan
Penambangan
pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir juga merusak
terumbu karang. Limbah dan polusi dari pemukiman penduduk secara tidak langsung
dapat menghancurkan terumbu karang.
15. penangkapan ikan
Ikan-ikan
kecil merupakan penghuni dari terumbu karang. Penagkapan ikan menggunakan racun
sianida sangatlah mematikan bagi ikan dan terumbu karangpun akan menaglami
kerusan hingga kematian.
Salah satu
upaya untuk mengatasi masalah kerusakan terumbu karang yang telah dikembangkan
sejak beberapa tahun ini adalah melalui teknologi terumbu karang buatan dan
transplantasi karang. Yang disebut terumbu karang buatan adalah habitat buatan
yang dibangun di laut dengan maksud memperbaiki ekosistem yang rusak, sehingga
dapat memikat jenis-jenis organisme laut untuk hidup dan menetap; biasanya
terbuat dari timbunan bahan-bahan, seperti bekas ban mobil, cor-coran
semen/beton, bangkai kerangka kapal, badan mobil dan sebagainya. Dalam jangka
waktu tertentu, struktur yang dibuat dengan berbagai bahan seperti struktur
beton berbentuk kubah dan piramida, selanjutnya membantu tumbuhnya terumbu
karang alami di lokasi tersebut. Dengan demikian, fungsinya sebagai tempat ikan
mencari makan, tempat memijah serta tempat berkembang biak berbagai biota laut
dapat kembali terwujud.
Brikut merupakan upaya untuk mencegah dan
menanggulangi kerusakan yang terjadi pada terumbu karang:
1. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Peningkatan Kesadaran dan
Partisipasi Masyarakat adalah upaya
untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu
karang dan mengajak masyarakat untuk berperan serta aktif dan bertanggung
jawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari, seperti
meningkatkan kesadaran mereka akan peranan penting terumbu karang, seperti
sebagai tempat pengembangan wisata bahari, bahan baku obat-obatan, kosmetika,
bahan makanan dan lain-lain. Penting juga untuk menanamkan arti dan
manfaat terumbu karang bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir sejak masa
kanak-kanak.
2. Pengelolaan
Berbasis Masyarakat.
a. Membina masyarakat untuk melakukan
kegiatan alternatif seperti budidaya, pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan
yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pembinaan ini
disertai dengan bantuan pendanaan yang disalurkan melalui berbagai sistem yang
telah ada dan tidak membebani masyarakat.
b. Menerapkan pengetahuan dan teknologi
rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara
lestari.
3. Pengembangan
Kelembagaan
a. Memperkuat koordinasi antar instansi
yang berperan dalam penanganan terumbu karang baik pengelola kawasan, aparat
keamanan, pemanfaat sumber daya dan pemerhati lingkungan.
b. Meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia melalui berbagai pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan dan teknik
rehabilitasi terumbu karang.
4. Penelitian,
Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan masyarakat yang
secara langsung berhubungan dengan terumbu karang. Dalam kaitan ini akan
dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang dengan
membangun simpul-simpul di beberapa propinsi. Kegiatan ini akan diawasi
langsung oleh LIPI yang telah memiliki stasiun-stasiun di beberapa tempat,
seperti : Biak, Ambon dan Lombok.
5. Penegakan Hukum
Komponen ini dipandang sangat
penting sebagai salah satu komponen kunci yang harus dilaksanakan dalam usaha
mencapai tujuan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang.
Masyarakat memegang peranan penting dalam mencapai tujuan komponen penegakan
hukum. Salah satu peranan masyarakat dalam pengamanan terumbu karang secara
langsung adalah sebagai pengamat terumbu karang atau reef watcher, dimana
mereka berkewajiban meneruskan informasi kepada penegak hukum mengenai
pelanggaran yang merusak terumbu karang di daerahnya.
Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki status terumbu
karang yang terancam punah. Untk itu, maka harus ada upaya untuk pemulihan
terumbu karang tersebut. Pemulihan kerusakan terumbu karang merupakan upaya
yang paling sulit untuk dilakukan, serta memakan biaya tinggi dan waktu yang
cukup lama. Upaya pemulihan yang bisa dilakukan adalah zonasi dan
rehabilitasi terumbu karang.
1. Zonasi
Pengelolaan zonasi pesisir bertujuan untuk memperbaiki ekosistem pesisir
yang sudah rusak. Pada prinsipnya wilayah pesisir dipetakan untuk
kemudian direncanakan strategi pemulihan dan prioritas pemulihan yang
diharapkan. Pembagian zonasi pesisir dapat berupa zona penangkapan ikan,
zona konservasi ataupun lainnya sesuai dengan kebutuhan/pemanfaatan wilayah
tersebut, disertai dengan zona penyangga karena sulit untuk membatasi zona-zona
yang telah ditetapkan di laut. Ekosistem terumbu karang dapat dipulihkan
dengan memasukkannya ke dalam zona konservasi yang tidak dapat diganggu
oleh aktivitas masyarakat sehingga dapat tumbuh dan pulih secara alami.
2. Rehabilitasi
Pemulihan kerusakan terumbu karang dapat dilakukan dengan melakukan
rehabilitasi aktif, seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi alga yang
hidup bebas, serta meningkatkan ikan-ikan karang.
a.
Meningkatkan
Populasi Karang
Peningkatan populasi karang dapat dilakukan dengan meningkatkan rekruitmen,
yaitu membiarkan benih karang yang hidup menempel pada permukaan benda yang
bersih dan halus dengan pori-pori kecil atau liang untuk berlindung; menambah
migrasi melalui tranplantasi karang, serta mengurangi mortalitas dengan
mencegahnya dari kerusakan fisik, penyakit, hama dan kompetisi.
b.
Mengurangi
alga hidup yang bebas
Pengurangan populasi alga dapat dilakukan dengan cara membersihkan karang
dari alga dan meningkatkan hewan pemangsa alga.
c.
Meningkatkan
ikan-ikan karang
Populasi ikan karang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan rekruitmen,
yaitu dengan meningkatkan ikan herbivora dan merehabilitasi padang lamun
sebagai pelindung bagi ikan-ikan kecil, meningkatkan migrasi atau menambah stok
ikan, serta menurunkan mortalitas jenis ikan favorit.
DISUSUN OLEH :
ZAINORRAHMAN
714.7.1.0259
HADI
714.7.1.0248
RENY
PUJI PUSPITA DAMAYANTI WR 714.7.1.0246